Minggu, 17 Januari 2010

Di Batas Penantian

Airmataku Sentuh Kalbu Kenang Lalu
Saat Kau Antarku Di Terminal Itu.
Mendung Langit Semendung Hati
Kau Coba Sibak Ragu Ini
Deru Bus Dedy Jaya Pisahkan Kita

Ku ingat kembali teriak caci
Ke belenggu Abstrak Ini
Ku bersumpah tuk Membakarnya
Sayang Kau Bangun Lagi Setiap Hari
Beri Zat Kuat Tuk Lemahku
Seperti Menopang Langit
Tertawa Pahit Saat Deru Bus
Dedy Jaya Pisahkan Kita

Aku Gusar Ku DAmprat Semua Terang
Samarmu Semakin Lembab
Kembali Teriak Caci ke Belenggu Abstrak ini
Sayang Kau Pulas Disana
Mulai Lupa Kepadaku

11 komentar:

  1. betapa emosinya diri kita saat berada dalam kondisi menanti
    hmm......
    seakan-akan mau melabrak semua orang

    BalasHapus
  2. penuh amarah banget puisi nya ...

    BalasHapus
  3. maksudnya kamu sedang menunggu di terminal yah? ^^ bus ga datang2 atau pacar ga datang2 he he

    BalasHapus
  4. Wah! ikut kesana dunk! ke t4 dia berada, ingatkan dia kembali bahwa kau menantinya :D

    *lam kenal jg, smoga qt bs menjadi teman :D

    BalasHapus
  5. met siang semua....
    lha ada etha, rio, cerpenis, ma dhe rupanya

    BalasHapus
  6. kamu baru pertama visit, kenapa juga musti minta maaf sama saya?? aneh...

    BalasHapus
  7. puisinya temaram katanya, masih belum nyambung memaknainya...

    BalasHapus
  8. ohhhhh Angin...ngin..ngin...*apa sih gak nyambung..hahaha

    BalasHapus
  9. bagaimana supaya dia selalu mengingat?
    hingga gusar dan damprat pun menjauh

    BalasHapus